Senin, 01 April 2013
Proses Model Software
Tiap model proses software dapat mengakomodasikan aktivitas framework (Communication, Planning, Modelling, Construction, Deployment). Tapi ada banyak model cara kerja framework ini, yaitu:
1. Waterfall Model
Model ini cukup linear karena alur dari communication hingga deployment berjalan seperti air terjun yang mengalir 1 arah. Model ini biasa dipakai bila semua kebutuhan sudah terdefinisi dengan baik dan stabil.
Keuntungan:
- Sederhana.
- Mudah dipahami.
- Murah.
Kerugian:
- Hasil tidak maksimal.
- Produk tidak bisa dikirim tepat waktu karena sering menemukan kesalahan pada hasil akhirnya.
- Susah untuk membuat perubahan pada dokumen karena terlalu linear.
2. V-shaped model
Bentuknya hampir sama seperti Waterfall model, tiap tahap harus diselesaikan satu persatu dahulu sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Akan tetapi model ini memiliki tahapan testing. Bila terjadi kesalahan, dapat mengulang ke tahap sebelumnya.
Keuntungan:
- Sederhana.
- Mudah digunakan.
- Persentase berhasil lebih besar daripada waterfall model.
Kerugian:
- Masih beresiko seperti waterfall model.
- Tidak dapat membuat protoype.
3. Incremental Model
Model ini seperti kombinasi dari linear dan prototype karena alurnya sama seperti waterfall yang linear, bila ternyata terjadi kesalahan/perubahan, harus mengulang lagi dari awal sementara produk dari proses sebelumnya dapat digunakan sebagai protoype.
Keuntungan:
- Resiko lebih rendah.
- Dapat memberikan hasil yang lebih baik secara bertahap.
- Dapat membuat prototype.
Kerugian:
- Bila ada perubahan, tidak bisa langsung dikerjakan. Harus dikerjakan sebagai produk baru.
- Ada penambahan staff bila terus menerus terjadi increment.
4. Evolutionary Model
Model ini dibuat untuk mengatasi produk yang terus menerus berkembang. Ada 2 macam evolutionary model, yaitu:
a. Prototyping
Prototyping digunakan ketika client mendeskripsikan kebutuhannya secara umum tapi tidak menjelaskan detail-detailnya untuk fungsi dan fiturnya.
Keuntungan:
- Komunikasi antara tim kerja dan client terjalin dengan baik.
- Dapat menghasilkan banyak prototype.
Kerugian:
- Kebutuhan client belum terdefinisi secara detail.
- Kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
- Pembuatan prototype terlalu cepat karena tim kerja lebih fokus dalam memuaskan permintaan client tanpa memikirkan pemecahan masalah sebaik mungkin.
b. Spiral Model
Model ini cocok dipakai untuk sistem software berskala besar. Biasanya baik tim kerja maupun client akan memantau proses pengembangan software secara bersama-sama dengan demikian kedua pihak dapat memahami software yang dikembangkan dengan lebih baik.
Keuntungan:
- Pengembangan software menjadi lebih teratur.
- Hasil lebih maksimal.
- Dapat terus dikembangkan secara berkala.
- Resiko lebih kecil
Kerugian:
- Masih ada kendala dalam komunikasi karena biasanya pihak client tidak terlalu memahami kebutuhannya sendiri.
- Butuh waktu lama karena dikembangkan terus-menerus.
- Susah untuk meyakinkan client.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar